Beberapa hari terakhir, Grab dan Gojek diisukan tengah melakukan diskusi untuk merger. Kabar ini disertai keterangan bahwa pihak Grab dan Gojek masih dalam diskusi alot mengenai skema pembagian saham. Grab dikabarkan ingin memiliki saham lebih besar sementara Gojek mengharapkan pembagian 50:50.
Kabar ini bermula dari terbitnya artikel di website The Information pada Senin (24/02) yang menyebut bahwa Grab, yang telah mengakuisisi Uber, sedang dalam proses perbincangan untuk melakukan merger dengan ‘rival abadi’ mereka yakni Gojek.
Munculnya berita tersebut lantas menimbulkan perbincangan yang cukup ramai di antara netizen. Pasalnya, dua perusahaan ini adalah perusahaan transportasi online terbesar di Indonesia yang saat ini terus bersaing tidak hanya dalam layanan transportasi namun juga pengiriman makanan, barang, pembayaran digital dan lain-lain.
Terkait pemberitaan tersebut, Chief Coorporate Affairs Gojek, Nila Marita membantahnya. “Tidak ada rencana merger, dan pemberitaan yang beredar di media terkait hal tersebut tidak akurat.”, sanggahnya.
Sementara itu, Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Johny G. Plate menyatakan bahwa jika benar konsolidasi terjadi, hal ini dapat mendorong perkembangan bisnis digital Indonesia. “Kalau rencana itu (merger Grab dan Gojek) kan aktivitas b2b (business-to-business) ya. Yang pasti kita harapkan, konsolidasi-konsolidasi itu dalam rangka untuk menyemarakkan bisnis di ruang digital di Indonesia,” ujarnya pada Senin (25/2).