Pasca Teror New Zealand, Facebook Larang Konten Nasionalis Kulit Putih dan Gerakan Separatis

Ingatan tentang aksi teror di New Zealand yang terjadi dua minggu lalu mendorong sebuah perubahan drastis dalam kebijakan Facebook. Berdasarkan rilis terkini yang terbit Rabu, 27 Maret di halaman Newsroom Facebook, media sosial yang didirikan oleh Mark Zuckerberg tersebut menyatakan pelarangan konten nasionalis kulit putih dan paham separatis di platform-nya.

Baca juga: Wow, Sekarang Sobat Bisa Hapus Pesan Siapa Saja dalam Obrolan di Telegram!

Facebook menuliskan bahwa segala pujian, dukungan, dan representasi nasionalisme kulit putih dan paham separatis akan dilarang sepenuhnya begitu kebijakan baru tersebut resmi berlaku minggu depan. Hal ini dikarenakan konsep demikian sangat berkaitan dengan kelompok kebencian yang terorganisir, dan Facebook menegaskan kalau kelompok tersebut tidak punya tempat di platform mereka.

Sebenarnya, selama ini Facebook sudah melarang konten supremasi kulit putih, yang merupakan kepercayaan di mana mereka yang berkulit putih lebih superior daripada mereka yang tidak berasal dari ras yang sama, merupakan salah satu bentuk tindakan rasis. Hanya saja, sebelumnya konten tentang nasionalisme kulit putih dan paham separatis belum diblokir sampai kebijakan baru ini keluar.

Baca juga: Ketahuan Curang, Google Didenda 23,66 Triliun oleh Uni Eropa

Dalam kebijakan yang sudah berlaku sebelumnya, Facebook sudah dengan secara tegas melarang konten rasis dan kebencian yang berdasarkan ras, suku, dan agama. Dengan penerapan kebijakan baru ini, maka frasa atau kalimat seperti “immigration is tearing this country apart; white separatism is the only answer” (imigrasi menghancurkan negara ini; separatis kulit putih adalah satu-satunya jawaban) juga akan dilarang.

Dilansir dari Motherboard, kebijakan baru ini disetujui oleh para anggota Forum Standar Konten Facebook (Content Standards Forum) sehari sebelum dirilis. Dengan begitu, para pengguna yang mencari konten atau frase rasis seperti memuji Hitler akan diarahkan ke organisasi Life After Hate. Organisasi tersebut merupakan wadah yang membantu para ekstremis atau pengikut paham supremasi untuk meninggalkan organisasi atau keyakinan itu.

Baca juga: Huawei Berkolaborasi dengan Gentle Monster Rilis Kacamata Pintar

Pasca dirilisnya berita dari Facebook tentang kebijakan barunya ini, para advokat berharap bahwa hal ini akan mendorong platform lain untuk membuat perubahan serupa. Dalam pernyataan yang dibuat Rabu, 27 Maret, presiden Color of Change Rashad Robinson berkata, “Pembaruan Facebook seharusnya menggerakkan Twitter, YouTube, dan Amazon untuk segera bertindak memangkas pertumbuhan ideologi nasionalis kulit putih, yang menggunakan ruang dalam platform guna menyebarkan ide-ide dan retorik keras yang menginspirasi serangan tragis di Charlottesville, Pittsburgh, dan sekarang Christchurch.”

Semoga langkah ini bisa membantu berkurangnya konten rasis dan ujaran kebencian di berbagai media sosial, ya! Jangan lupa untuk isi ulang pulsa dan paket data Sobat di Unitedtronik. Sobat bisa isi ulang sendiri lewat aplikasi yang bisa diunduh di Play Store atau App Store sekarang juga!