Lewat aplikasi Study from Facebook – atau Study – platform media sosial milik Mark Zuckerberg ini sekali lagi akan mulai membayar pengguna untuk “menyadap” mereka. Pengguna yang berpartisipasi lantas akan dimonitor terkait dengan kebiasaan mereka dalam menggunakan smartphone.
Tentang Study from Facebook

Program Study from Facebook akan kumpulkan data pengguna soal penggunaan smartphone. (Foto: The Verge)
Data yang akan ditangkap termasuk aplikasi yang dipasang di smartphone pengguna, durasi penggunaan masing-masing aplikasi, negara asal, serta data aplikasi tambahan yang bisa mengungkapkan fitur-fitur yang digunakan. Meski begitu, Facebook berjanji bahwa konten spesifik tidak akan jadi data yang mereka ambil, termasuk pesan, kata sandi, serta daftar situs yang dikunjungi pengguna.
Lewat Study, Facebook akan menyasar pengguna berusia 18 tahun ke atas dan mereka yang menggunakan perangkat Android. Dengan begitu, akses lebih jauh ke dalam perangkat hanya bisa diberikan oleh masing-masing pengguna. Usia mereka akan diverifikasi berdasarkan usia di akun Facebook mereka. Selain itu, pengguna akan dapat membaca informasi soal jenis data yang dikumpulkan Study dan tujuan pengumpulan data tersebut.
Nantinya, pengguna akan dibayar oleh Facebook. Untuk itulah pengguna yang mengikuti program ini harus memiliki akun PayPal – PayPal pun memiliki peraturan bahwa pengguna harus berusia minimal 18 tahun.
Peluncuran Study from Facebook dilakukan pada Selasa 11 Juni, beberapa bulan setelah Facebook Research ditutup. Aplikasi riset pelacak pengguna tersebut menimbulkan berbagai kontroversi. Seperti yang dilansir dari TechCrunch, aplikasi Facebook Research dipasarkan kepada para remaja pengguna iPhone dan mengandalkan sertifikat khusus agar bisa mengakali App Store serta mendapatkan akses lebih jauh ke dalam perangkat pengguna. Hal ini jelas melanggar peraturan Apple, sehingga Facebook Research segera ditutup pada Januari 2019 kemarin.
Peluncuran Study from Facebook jelas menunjukkan bahwa perusahaan tersebut masih membutuhkan data soal kebiasaan pengguna smartphone. Facebook sendiri menyatakan bahwa mereka akan merujuk data-data lain yang mereka miliki tentang pengguna ketika menganalisis data dari Study. Hanya saja, data dari aplikasi tidak akan dihubungkan ke akun pengguna maupun digunakan untuk kepentingan iklan.
Baca juga: Sekarang, Huawei Tak Lagi Dapat Aplikasi Bawaan Layanan Facebook
Kompensasi dari Facebook

Facebook berikan kompensasi untuk partisipan Study, walaupun jumlahnya belum disebutkan. (Foto: TechCrunch)
Lantas, berapa besar uang yang Facebook tawarkan untuk membayar pengguna yang berpartisipasi dalam program ini? Facebook tidak menyatakan dengan gamblang nominalnya, dan hanya menyatakan bahwa “seluruh partisipan penelitian diberi kompensasi” dalam blog resmi mereka.
Di samping itu, tidak semua bisa berpartisipasi dalam program ini. Sebab, pengguna yang disasar untuk program ini harus “diundang” oleh Facebook lewat iklan, di mana pengguna yang tertarik dapat mengkliknya untuk mendaftar. Selain itu, Study from Facebook akan diluncurkan di Amerika Serikat dan India terlebih dahulu.
Kalau Sobat sendiri, apakah tertarik mengikuti program ini? Yuk isi pulsa dan paket data sendiri lewat aplikasi Unitedtronik supaya Sobat bisa terus update informasi terbaru setiap hari. Dapatkan aplikasinya gratis di di Play Store dan App Store!